Jakarta – Dalam upayanya menjadikan Jakarta lebih inklusif terhadap makhluk hidup, Gubernur Daerah Khusus Jakarta, Pramono Anung, mengusulkan pembangunan “Pulau Kucing” di Kepulauan Seribu.
Rencana ini terinspirasi dari Jepang, yang memiliki destinasi wisata serupa dan sukses menarik wisatawan dari seluruh dunia.
Pramono, yang sejak masa kampanye telah mengangkat isu perlindungan hewan, menegaskan bahwa Jakarta harus ramah terhadap semua penghuni kota, termasuk kucing.
“Banyak kucing yang kehilangan martabatnya sebagai hewan karena perlakuan manusia. Kita perlu memperbaiki itu,” ujarnya saat menyampaikan rencana tersebut di Balai Kota Jakarta pada Kamis, 20 Maret 2025.
Langkah awal yang sudah dirancang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah membangun dan memperbarui fasilitas kesehatan hewan.
Puskesmas hewan Ragunan akan direvitalisasi, dan targetnya setiap wilayah administratif Jakarta nantinya memiliki puskesmas khusus hewan. Saat ini, fasilitas tersebut baru tersedia di Ragunan.
“Pertumbuhan komunitas pecinta kucing di Jakarta sangat besar. Bahkan kucing milik Presiden Prabowo, Bobby Kartanegara, kini jadi ikon pecinta hewan. Itu menunjukkan betapa besar pengaruh kucing di masyarakat kita,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Pramono mengungkapkan bahwa Pulau Kucing di Kepulauan Seribu akan dikembangkan sebagai destinasi wisata tematik.
Ia berharap pulau tersebut tidak hanya menjadi tempat perlindungan bagi kucing-kucing liar, tetapi juga atraksi yang menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara, terutama komunitas pecinta kucing.
Ide ini sudah ia sampaikan sejak masa kampanye pada September 2024 di hadapan komunitas pecinta kucing di GOR Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
“Kalau kita punya satu pulau dari Kepulauan Seribu untuk jadi tempat wisata bagi cat lover, itu akan sangat luar biasa. Saya siap menginisiasinya,” kata Pramono.
Sebagai referensi, Pulau Kucing di Jepang, yakni Aoshima, memang sempat menjadi destinasi wisata populer karena populasi kucingnya yang unik.
Namun, kondisi pulau tersebut kini memprihatinkan. Populasi kucing menua dan perlahan berkurang karena program sterilisasi, serta minimnya wisatawan akibat terbatasnya fasilitas.
Unggahan akun X @aoshima_cat pada September 2024 mengungkap bahwa seluruh kucing di Aoshima kini berusia di atas tujuh tahun. Sejak sterilisasi pada 2018, tidak ada anak kucing baru.
Keberlanjutan tempat itu pun terancam karena penurunan wisatawan, usia lanjut penduduk, dan berkurangnya makanan untuk kucing.
Cat Mama, seorang wanita 73 tahun yang selama lebih dari satu dekade merawat kucing-kucing di sana, menjadi sosok penting dalam menjaga pulau itu tetap hidup.
Namun, dengan bertambahnya usia dan minimnya regenerasi, masa depan Pulau Kucing Jepang tampak suram.Melihat situasi tersebut, Pramono tampaknya bertekad untuk membuat versi Indonesia yang lebih terencana dan berkelanjutan, dengan dukungan infrastruktur dan partisipasi komunitas.
Jika terealisasi, Pulau Kucing di Kepulauan Seribu bisa menjadi inovasi destinasi wisata unik di Indonesia yang sekaligus mempromosikan kepedulian terhadap satwa.
